MENENEM TANAMAN BUAH DI HALAMAN RUMAH
Musim hujan telah tiba, saatnya
menanam tanaman buah dipekarangan rumah. Keuntungan yang diperoleh dari menanam
tanaman buah dipekarangan rumah adalah untuk penghijuan dan buahnya pun dapat
kita nikmati. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam menanam tanaman buah,
pertama menanam langsung ditanah apabila memiliki halaman yang luas, dan yang
kedua menanam buah dalam pot atau yang
kita kenal dengan tabulapot apabila
memiliki halaman rumah yang sempit. Pekerjaan menanam buah dipekarangan rumah
dimulai dengan menyiapkan bibit terlebih dahulu, kemudan menyipkan media tanam
dan pot apabila menanam dalam pot.
A. Menyiapkan Bibit
Pilihlah
bibit yang berkualitas dan dari penankar bibit tanaman buah yang sudah memiliki
kredibilitas dan mengantongi sertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Bibit (BPSP) Departemen Pertanian. Selain membeli dari penangkar, bibit jug
bisa dibuat sendiri dengan cara mencangkok, mengokulasi, menyetek, grafting.
Dengan syarat induknya harus benar-benar sehat. Sebaiknya memilih menanam buah
dengan cara mencangkok, dan grafting/menyambung (pilih sambung susuan) untuk
menanam di tanah atau tabulapot dan dengan syarat harus diambil batang dari
tanaman induk yang sudah pernah berbuah minimal tiga kali, tanaman induk harus
sehat tanpa bibit penyakit dan hama. Keuntungan dibuat dengan cara mencangkok dan
grafting adalah lebih cepat berbuah dan buah yang dihasilkan sama dengan buah
pada tanaman induk.
B. Menyiapkan Media Tanam
1. Media untuk Tanaman
Buah Pot
Akar tanaman lebih mudah meyerap unsur
hara dari media tanam yang digunakan tidak terlalu liat. Karena itu, media yang
digunakan harus gembur atau porus, terutama untuk tanaman yang ditanam di dalam
pot. Media tanam yang digunakan untuk menanam tanaman buah adalah tanah yang
subur. Media tersebut berupa tanah humus dan pupuk kandang dari kotoran ayam,
sapi, kerbau, domba atau kambing dan kuda. Agar media menjadi porus dicmpur
dengan pasir atau sekam padi. Media yang digunakan baik tanah, pupuk kandang,
sekam padi, pasir tidak mengandung jamur dan hama penyakit.
Contoh media tanam yang digunakan
untuk menanam tanaman buah dalam pot
adalah tanah merah, pupuk andang dari kotoran kambing atau domba, sekam padi
mentah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Proporsi tanah merah terlalu banyak dan
apabila penyiraman berlebih menyebabkan media memadat dan berlumpur. Akibatnya
akar menggumpal dan pendek-pendek. Media tanam sebaiknya memiliki pH
netral, yakni berkisaran pada angka 6 – 7. Jika pH
media tanam rendah atau asam, harus ditmbah dengan kapur pertanian supaya
normal. Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah dolomit atau kaptan. Karena
tanah yang asam akan menghambat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
2. Media Tanam untuk Tanaman Buah
Secara Langsung di Tanah
Mananam tanaman buah secara langsung
berbeda dengan menanam di dalam pot. Lahkah pertama yang harus dilakukan ialah
menggali lubang tanaman dengan ukuran
panjang, lebar dan tinggi 50cm x 50cm x
50cm. Pisahkan tanah bagian atas atau top soil kurang lebih 20 cm dengan tanah
bagian bawah. Pada saat penenaman tanah bagian atas untuk mengisi pada bagian
bawah, sedangkan tanah bagian bawah untuk mengisi bagian atas (dibalik untuk
penanaman). Pada tanah bagian bawah sebaiknya dicampur pupuk kandang dan sekam
mentah untuk menambah kesuburan tanah dan porusitas.
Perawatan Setelah Menanam
Setelah kita menanam tanaman buah di
tanah maupun di pot langkah selanjutnya ialh melakukan perawatan dengan ruti
agar tanaman sehat. Adapun perawatannya adalah pemangksan tanaman, pengaturan
penyiraman, mengatur pemupukan.
A. Pemangkasan Tanaman
Tidak
semua ranting dan cabang tanaman bisa menghasilkan buah. Dalam pertumbuhannya
tanaman buah sering mengeluarkan ranting dan beberapa cabang air yang hanya menghabiskan
energi tanaman. Ranting dan cabang tidak produktif ini biasanya tumbuh
ditengah-tengah batang atau dibatang bawah. Jika ranting atau cabang yang
tumbuh ini berasal dari batang bawah yang letaknya dibawah sambungan akan
mengalahkan pertumbuhan batang bagian atas. Ranting dan cabang seperti itu perlu dipngkas agar tidak
menggangu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan juga dapat memperindah bentuk
percabangan tanaman dan energy untuk pertumbuhann tidak terbuang. Pemangksan
ini harus rutin dilakukan. Pemangkasan dilakukan dengan menjarangkan cabang
yang berdekatan dan cabang yang terlalu rendah, termasuk cabang air. Salah satu
cabang yang letaknya tumpang tindih sebaiknya dibuang. Selain mengurangi cabang
yang tidak produktif , pemangkasan juga berguna untuk mencegah serangan hama
dan penyakit yang gemar bersarang ditempat yang rimbun dan lembab, seperti kutu
putih, aphid dan beberapa jenis cendawan.
B. Penyiraman
Selama dalam perawatan, penyiraman
tanaman setelah kita menanam perlu diatur baik di dalam pot, maupun menanam
secara langsung. Tanaman yang ditanam secara langsung ke tanah, bisa mengambil
air dari tanah lewat akar. Namun, pada tanaman buah dalam pot terbatas sehingga
akarnya tidak bisa menembus lapisan tanah di bumi. Karena itu, tanaman perlu
disiram terutama musim kemarau. Penyiraman dilakukan pada pagi hari atau sore
hari, jumlah air yang diberikn tergantung pada kondisi kelembaban media tanaman.
Musim kemarau yan panas, tanaman dalam pot minimum disiram 2 kali sehari. Namun
pada waktu musim hujan, tanaman dalam pot maupun yang ditanam dalam tanah tidak
perlu disiram. Penyiraman yang berlebih mengakibatkan kelembaban tinggi
sehingga mengundang berbagai penyakit yang disebabkan bakteri dan jamur.
Kerugian lainnya akibat air yang berlebih adalah unsure hara dalam medi tanam
akan larut bersama siraman air, baik disiram secara sengaja maupun oleh air
hujan.
C. Pemupukan
Kebutuhan
unsur hara dipengaruhi oleh tanah, tergantung tingkat kesuburan tanah dan pH
pada tanah. Pada tanaman buah dalam pot unsur hara sangat terbatas sehinnga
harus disuplai dari pupuk agar tanaman rajin berbuah. Begitu juga pada tanaman
buah yang ditanam secara langsung di
tanah pun perlu di pupuk untuk menambah
ketersedian unsur hara dan agar rajin berbuah. Pupuk yang digunakan pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang diberikan seperti kotoran ayam,
kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kelelawar (guano).
Selain kotoran hewan, pupuk organik dapat disuplai dari kompos. Pupuk anorganik
atau pupuk buatan seperti urea, ZA, TSP, KCL, NPK dan upuk makro tunggal
lainnya.Aplikasi pupuk anorganik ada dua, yakni dibenamkan di tanah dan
disemprotkan ke daun. Pupuk organik dan anorganik sebaikny mengandung N, P, K,
dan beberapa unsur hara makro dan mikro.